Jakarta – allcamshub.com Sudah satu dasawarsa sektor pariwisata di bawah pemerintahan Jokowi.
Banyak kebijakan berani dilakukan. Kini, tantangan masa depan menanti era Prabowo-Gibran.
Berbagai kebijakan strategis seperti peningkatan infrastruktur dan promosi di kancah internasional telah membawa sektor pariwisata menjadi salah Sudah satu kontributor utama dalam perekonomian nasional, selain minyak dan gas.
Namun, seiring berakhirnya era pemerintahan Jokowi-Amin dan datangnya era Prabowo-Gibran, tantangan baru muncul di horizon yang menuntut pendekatan dan inovasi berbeda untuk mempertahankan dan meningkatkan momentum pariwisata Indonesia.
Transformasi Pariwisata di Era Jokowi-Amin
Selama dua periode kepemimpinannya, Jokowi berhasil meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara secara signifikan. Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara meningkat dari sekitar 9,4 juta pada tahun 2014 menjadi lebih dari 16 juta pada tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19 melanda.
Investasi besar-besaran dalam infrastruktur, seperti pengembangan KEK Pariwisata di Mandalika, pengembangan fasilitas bandara dan peningkatan aksesibilitas ke destinasi wisata terpencil, telah memberikan dampak positif yang signifikan.
Kendala dan Tantangan di Masa Depan
Meskipun berbagai pencapaian tersebut patut diapresiasi, era baru di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran menghadirkan tantangan yang tidak kalah besar.
Pertama, pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap pariwisata secara drastis. Menurut World Travel & Tourism Council (WTTC), sektor pariwisata global kehilangan sekitar USD 4,5 triliun pada tahun 2020.
Indonesia pun tidak terlepas dari dampak ini, dengan penurunan drastis dalam jumlah wisatawan dan pendapatan pariwisata, butuh effort dari semua pihak untuk Indonesia bisa kembali kondisi pariwisatanya seperti sebelum era pandemi.
Selain itu, isu keberlanjutan menjadi semakin mendesak. Keindahan alam dan keanekaragaman
Tantangan ini menuntut pendekatan yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan destinasi wisata, dengan memprioritaskan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Sudah Strategi dan Inovasi di Era Prabowo-Gibran
Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, pemerintahan Prabowo-Gibran perlu mengambil langkah-langkah strategis dan inovatif.
Pemanfaatan teknologi digital untuk promosi, manajemen destinasi, dan analisis data dapat memberikan efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi.
Contohnya, penggunaan platform digital untuk memantau jumlah pengunjung di destinasi wisata dapat membantu dalam mengelola kapasitas dan mencegah over-tourism.
Kedua, diversifikasi pasar wisata harus menjadi fokus
utama. Pandemi telah menunjukkan potensi besar dari wisatawan lokal yang dapat menjadi tulang punggung industri pariwisata di masa depan.
Ketiga, kerja sama antar kementerian dan sektor swasta harus diperkuat.
Sinergi antara Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, serta sektor swasta dapat mempercepat pembangunan infrastruktur dan pengembangan destinasi wisata baru.
Keempat, promosi dan branding destinasi wisata Indonesia harus lebih agresif dan kreatif. Melibatkan influencer, mengadakan event internasional, dan memanfaatkan media sosial secara efektif dapat meningkatkan daya tarik dan eksposur destinasi wisata Indonesia di mata dunia.
Namun, era baru di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran akan menghadapi tantangan yang lebih kompleks dan dinamis.
Dengan strategi yang tepat, inovasi, dan kolaborasi yang erat, sektor pariwisata Indonesia memiliki potensi untuk bangkit dan berkembang lebih pesat, menjadikan Indonesia sebagai destinasi utama di dunia.